Posted by: Keluarga Pelancong | May 24, 2007

Keajaiban Ekonomi Jerman Barat

Tahun 1945 merupakan tonggak sejarah. Tak hanya bagi Indonesia, namun juga bagi Jerman. Perang Total yang dikumandangkan pemerintah Adolf Hitler pada tahun 1943 membawa kehancuran militer, politik, maupun moral. Jerman mengalami kekalahan total. Tahun 1945 merupakan akhir dari kekuasaan nasionalis sosialis, sekaligus merupakan awal bagi demokrasi.

Di akhir perang dunia kedua, Jerman mengalami kehancuran yang dasyat. Wilayahnya dikuasai empat negara yaitu Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan Uni Sovyet. Perang ini telah menyebabkan kematian lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia ini, 7 juta diantaranya adalah warga Jerman. Sebelas juta warga Jerman lainnya menjadi tawanan perang, sementara 10 juta orang menjadi pengungsi. Akibat pengeboman, seperlima gedung apartemen dan pabrik hancur, dua perlima jalan raya hancur, 20 juta orang kehilangan tempat tinggal. Sebagian kota besar hanya tinggal puing dan abu. Jutaan orang kekurangan makanan dan pakaian. Pada tahun 1949, Jerman terpisah menjadi 2 negara. Jerman Barat (Bundesrepublik Deutschland/BRD) di
bekas daerah yang dikuasai AS, Inggris dan Perancis. Jerman Timur (Deutsche Demokratische Republik/DDR) di bekas daerah kekuasaan Uni Sovyet. Kedua Jerman ini berbeda
perkembangannya.

Pemerintah Jerman Barat segera melakukan pembangunan kembali infrastruktur yang rusak akibat perang. Dengan program Marshall-Plan, Amerika Serikat mengucurkan dana bantuan sebesar 1,5 miliar dollar kepada Jerman Barat. Dan dalam jangka waktu 15 tahun, pemerintah BRD telah berhasil membangun 3 juta apartemen baru.

Tahun 1950-an merupakan masa keajaiban ekonomi di sepanjang sejarah BRD. Pemerintah menjalankan peraturan baru ekonomi yang dicetuskan Ludwig Erhard, menteri Ekonomi pertama
BRD, dan disebut sebagai ekonomi pasar sosialis. Untuk menggerakkan roda perekonomian, pemerintah BRD melakukan usaha-usaha untuk memajukan industri. Industri pertambangan
dipacu agar menghasilkan energi yang cukup, serta industri logam untuk membangun berbagai infrastruktur. Selanjutnya dibangun industri mesin, kimia dan elektro. Produksi barang konsumsi
belum menjadi tujuan utama di awal tahun limapuluhan.

Industri elektro segera mengalami booming : mesin cuci, mesin pendingin, televisi dan pesawat radio. Firma Krupp yang sempat hancur saat perang dunia kedua, kembali menghasilkan lokomotif, alat-alat industri, mesin, dan motor, serta mengekspornya ke seluruh dunia. Sebagai daerah industri, BRD menjaring banyak investor dari luar negeri. Sektor perdagangan pun tumbuh
subur. ‘’Made in Germany’’ merupakan jaminan kualitas bagi barang-barang ekspor.

Antara tahun 1950 hingga 1963 produksi industri real meningkat sebesar 185 persen. Angka pengangguran sangat rendah, yaitu dibawah 1 persen. Pertengahan tahun 1950-an, BRD bahkan mengalami kekurangan tenaga kerja. Banyak perusahaan mulai memperkerjakan pekerja asing yang berasal dari Italia, Portugal, Spanyol, Yunani, dan Turki. Tahun 1964, jumlah pekerja asing di
Jerman Barat mencapai sejuta orang. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai tenaga tak terlatih di pabrik, bangunan, dan pertambangan.

Mulai pertengahan tahun 1950-an, daya beli dan kualitas hidup rakyat Jerman Barat mulai meningkat. Mereka mulai memikirkan barang-barang konsumsi, seperti mebel, mobil, barang-barang
elektronik, dan liburan. Konsep Ludwig Erhard ’’Kenyamanan untuk Semua’’ mencapai sasaran.

Keajaiban ekonomi yang dialami Jerman Barat, menurut Ludwig Erhard merupakan hasil kerja keras, kemauan untuk bangkit kembali, dan di tahun-tahun awal adalah kemampuan untuk
menahan diri dari memenuhi kebutuhan pribadi dari seluruh masyarakatnya. Dengan kemajuan ekonomi yang dicapai, Jerman Barat memperoleh kembali penghargaan dari negara-negara lain yang dahulu menganggapnya sebagai musuh perang. Dan dalam jangka waktu yang tak terlalu lama setelah Perang Dunia II berakhir, Jerman Barat telah memiliki kebanggaan kembali sebagai suatu bangsa

*neraca*


Responses

  1. pengunaan bahan bakar minyak semakin lama kita rasakan semakin mencekik, khususnya untuk pasokan listrik. bagaimana kalau di tahun 2010 dapat mengembangkan kincir yang dapat menghasilkan daya 1000KW?? dengan potensi kecepatan angin di indonesia 4 – 5 meter per detik.

  2. saya mengambil hikmahnya pada Indonesia.
    haruskah ada perang dulu, baru kita mengubah pola pikir? bencana alam saja tidak mampu mengubah pola pikir karena daya rusaknya tidak sistemik. haruskah kita berperang dulu?

  3. […] keluar negri serta berhasil menjaring minat para investor asing ke Jerman Barat. Diunduh : https://prillia.wordpress.com/2007/05/24/keajaiban-ekonomi-jerman-barat/ Pada :Kamis, tanggal  26 Mei 2011, pukul 00.00 WIB dengan sedikit perubahan. Dalam waktu yang tak […]


Leave a comment

Categories