Posted by: Keluarga Pelancong | May 25, 2007

Skandal Doping Tim Elit Sepeda Dunia

Berurai air mata, Erik Zabel dan Rolf Aldag, dua selebriti olah raga sepeda Jerman, mengakui pernah menggunakan doping di tahun 1990-an dalam sebuah konferensi pers di Bonn, 24 Mei 2007.

“Saya telah memutuskan secara aktif menggunakan doping,” kata Aldag, bos tim sepeda profesional T-Mobile. Dirinya mengakui menggunakan Epo selama 1995 – 2002. Aldag menyesal telah berbohong. “Saya meminta maaf sebab berbohong dan memakai doping”, mengakhirinya dengan berspekulasi, “Kemungkinan besar semua menggunakannya.”

Mantan bintang T-Mobile lainnya, Erik Zabel juga menyatakan telah berdoping dan berbohong. “Saya telah berbohong bertahun-tahun dan ingin meminta maaf karenanya”. Selama Tour de France 1996, seminggu penuh Zabel memakai epo. namun menghentikannya sebab tak tahan efek sampingnya. Zabel mengaku bersiap menerima resiko dipecat dari tim Milram, tempatnya bergabung sekarang.

Menurut Zabel, pemakaian doping dalam balapan sepeda dimungkinkan sebab adanya celah dalam sistem kontrol. Hal itu belum berubah hingga kini, tuturnya.

Pengakuan dua selebritis olah raga sepeda profesional ini melengkapi pengakuan tiga olahragawan sepeda profesional lainnya, Ivan Basso, pemenang Giro-d’Italia 2006 di awal Mei.

Betz Dietz, juga mantan anggota tim T-Mobile menyatakan bahwa dokter atau perawat tim sendiri yang menyuntikkan doping ke tubuh pembalap. Dietz juga menyebutkan nama dokter tim telekom tersebut : Lothar Heinrich dan Andreas Schmid. Pengakuan Dietz dibenarkan mantan rekan setim, Christian Henn, sembari mengakui dirinya juga telah bertahun-tahun mengkonsumsi bahan pendoping darah, epo, selama karir bersepedanya.

Hanya Jan Ulrich menyangkal telah menggunakan doping selama karirnya sebagai pembalap sepeda. Ulrich, mantan jawara Tour de France 1997 telah mengakhiri karir sebagai pembalap sepeda profesional akhir Februari 2007 lalu.

Bola salju skandal doping besar di jerman ini makin membesar di akhir Mei. Ketika dua dokter tim T-Mobile, Lothar Heinrich dan Andreas Schmid turut mengakui telah mempraktikkan doping di pusat pelatihan tim telekom di Bonn. Sebagai konsekuensi, keduanya dipecat dari Klinik Universitas Freiburg, tempat mereka mengabdi sebagai dokter olahraga, terancam tak bisa praktik lagi sebagai dokter serta kemungkinan dipenjara.

„Saya mengakui telah menyokong pemakaian doping bagi beberapa pembalap profesional di tahun 1990-an,“ kata Schmid sambil mengaskan bahwa tim penerus T-Mobile tak melakukannya. Di stasiun televisi ARD, mantan pembalap telekom lainnya, Udo Bölts berkata pernah menggunakan zat epo selama dua tahun.

EPO alias Erythropoetin, zat stimulan yang digunakan oleh para pembalap tersebut adalah hormon protein. Dia menstimulasi produksi sel darah merah dalam tubuh. Semakin banyak sel darah merah terbentuk, maka asupan oksigen akan meningkat – menambah kemampuan dan stamina tubuh, sebab sel-sel otot juga menerima lebih banyak oksigen. Komite Olimpiade Internasional telah melarang penggunaannya selama lebih dari 12 tahun.

Pengakuan para pembalap profi ini tentu saja mengejutkan sekaligus mengecewakan penggemar olah raga sepeda. Menjadikan olah raga sepeda terperosok ke jurang krisis. Berbagai komentar dan reaksi bermunculan karenanya. Surat kabar Süddeutsche Zeitung menyamakan kasus doping dengan korupsi, bos tim Zabel, Milram, mendiskusikan masa depannya, T-Mobile tetap memperkerjakan Aldag, penyelidikan kasus dugaan doping atas Jan Ulrich memasuki babak baru, dan balapan sepeda di kota Hamm dibatalkan karena mereka ingin menunjukkan aksi melawan doping.

T-Mobile di lain pihak menyatakan tetap akan menjadi sponsor utama olah raga bersepeda hingga tahun 2010. Mereka juga berkeinginan untuk menyokong gerakan melawan doping bersama tim Gerolsteiner dan Credit Agricole dengan memperketat kontrol pengetesan darah.

Thomas Bach, Presiden Ikatan Olah Raga Olimpiade Jerman (DOSB), menghimbau agar dunia olah raga dan politik memanfaatkan pengakuan Aldag dan Zabel sebagai kesempatan untuk menggalakkan Gerakan Anti-Doping. Dirinya berharap agar peraturan lebih ketat akan mulai berlaku sebelum liburan musim panas ini, sehingga dunia olah raga dan negara dapat memperbaiki kemampuan untuk melawan doping.


Leave a comment

Categories